Dihina Karena Miskin, Pria Ini Buat Keajaiban

Selasa, 24 Mei 2016


Topeta - Mungkin karya pria ini tak sekolosal Taj Mahal. Monumen yang dibangun atas perintah Kaisar Mughal Shah Jahan untuk istri tercinta, Mumtaz Mahal. Tapi, apa yang dia lakukan ini sungguh luar biasa.

Bapurao Tajne. Demikian pria asal Kalambeshwar, Distrik Washim, Nagpur, India, yang melakukan pekerjaan “besar” itu. Dia baru saja membuat sumur, setelah sang istri, Sangita, mendapat hinaan saat meminta air kepada keluarga kaya raya di kampungnya.

Tajne merupakan seorang Dalit –kasta terendah. Pekerjaannya hanya buruh rendahan yang miskin. Seperti keluarga papa lain yang tak kuat membuat sumur, Tajne dan istrinya selalu minta air kepada orang kaya. Kasta di atasnya.

Dan hari itu, pada Maret silam, sang istri minta izin ke pemilik sumur, dari keluarga kaya raya. Namun, ditolak. Bahkan istri Tajne mendapat hinaan.

“Aku tak mau menyebut pemilik sumur itu. Bagaimanapun aku merasa dia melecehkan kami karena kami miskin dan Dalit,” tutur Tajne, dikutip Dream dari laman Times of India, Jumat 13 Mei 2016.

Hancur. Itulah perasaan Tajne. Dia benar-benar merasa terhina. Hati kecilnya meraung, tak terima diperlakukan seperti itu. “Aku pulang hari itu, di bulan Maret, dan hampir menangis.”

“Aku memutuskan tak akan pernah lagi mengemis air kepada siapapun,” tambah dia. Tak mau lama-lama meratap, Tajne segera pergi ke kota terdekat, Malegaon, untuk membeli peralatan untuk menggali sumur.

Sebelumnya, Tajne tak pernah mengali sumur. Sebuah pekerjaan berat, yang biasanya dilakukan oleh 4 hingga 5 orang. Namun, tekadnya sudah mengeras. Bisa jadi lebih keras dari cadas dan bebatuan yang akan dia gali.

Tangan Tajne mulai menggali. Sedikit demi sedikit. Semua dia kerjakan sendirian. Tak ada satupun orang membantu. Bahkan, semua orang menganggapnya sudah gila.

Ya, semua orang menilai Tajne melakukan pekerjaan sia-sia. Tak pernah ada orang yang berhasil menemukan air di wilayah itu, karena lahannya berbatu.

Sudah ada tiga sumur galian dan satu sumur bor. Hasilnya nihil. Lubang itu hanya mengaga, tanpa ada air di dalamnya. Sehingga wajar saja warga sekitar menganggap Tajne sudah gila.

Penduduk Desa Mengejeknya

Penduduk desa terang-terangan mengejeknya. Tapi Tajne terus menggali dan menggali. Saat pagi sebelum berangkat kerja, dia habiskan 4 jam untuk menggali. Selain itu, 2 jam setelah pulang kerja.

Dengan proyek menggali sumur ini, dia bekerja 14 jam dalam sehari. Itu dia lakukan selama 40 hari, tanpa terputus. “Sulit untuk menjelaskan apa yang aku rasakan saat itu.”

“Aku hanya ingin memberikan air kepada semua penduduk, sehingga kami para Dalit tidak mengemis air dari kasta lain,” tambah dia.

Alat yang dia pakai sangat sederhana. Sudah begitu tak ada pengetahuan tentang hidrologi. Yang ada hanya semangat dan otot saja. Ditambah instring. Gali dan gali, tanpa henti.

Dan upaya itu akhirnya tak sia-sia. Sumur yang dia gali itu menyemburkan air. “Aku berdoa kepada Tuhan sebelum mulai menggali. Aku sangat bersyukur upayaku dikabulkan,” tutur Tajne.

Kini, warga yang sebelumnya mencibir Tajne berbondong ke sumur itu. Mereka mengambil air hasil keringat Tajne yang mereka olok-olok tanpa ampun. Kini, para Dalit itu tak lagi bergantung pada air sumur milik keluarga kaya.

Sumur yang digali Tajne itu memiliki kedalaman 4,5 meter. Tajne ingin menggali 1,5 meter lagi agar lebih dalam agar sumur dengan lebar 2 meter itu bisa menampung air lebih banyak.

“Kami berharap tetangga kami akan membantu kami untuk memperdalam sumur ini,” tutur Sangita.

Jaishree, salah seorang tetangga, mengapresiasi upaya Tajne yang pantang menyerah itu. “Terimakasih Tajne, kami bisa memperoleh air sepanjang waktu.”

“Sebelumnya, kami harus berjalan satu kilometer ke daerah lain dan terkadang dilecehkan,” tambah Jaishree.


sumber : dream
loading...
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar test