Warga Jambi Akali Setelan PARABOLA Demi SEPAKBOLA, Begini Caranya...

Rabu, 15 Juni 2016


Topeta - Tak ayal, banyak masyarakat yang akal-akalan melakukan tracking (melacak) sinyal. Terlebih saat ini dua event sepakbola internasional tengah berlangsung. Copa America Centenario di Amerika Serikat dan Piala Eropa atau EURO 2016 di Prancis.

Yang lazim dilakukan dengan piranti parabola demi mendapatkan siaran televisi luar negeri yang menyiarkan pertandingan. Tracking parabola berupa mencari siaran dengan melakukan stel ulang posisi payung (dish) parabola dan memasukkan nomor bis atau biskey ke mesin receiver.

"Arahkan payungnya lebih miring ke Timur. Posisinya sedikit di bawah posisi kemiringan parabola sehari-hari," ujar Alpan, salah seorang tracker parabola, Minggu (12/6) berbagi pengalaman.

Ia katakan, yang disasar dan gampang didapatkan adalah siaran TV China. Karena hanya perlu menggerakkan sedikit dari posisi parabola konvensional.

"Itu kalau pakai (receiver) Goldsat. XJTV-5, Chinasat 6A. Itu nama siarannya," ujar Alpan lagi.

Setelah dirimiringkan sedikit, selanjutnya adalah mencari nama satelit yang dituju. Begitu ditemukan satelitnya, tinggal memasukkan nomor frekuensi dan melakukan stel payung parabolanya.

Tracker lainnya, Zurmen, juga berujar senada. Ia mengatakan biasa menyetel sendiri payung parabolanya. Untuk petunjuk, ia mengatakan ada cukup banyak grup tracking parabola yang ia ikuti.

Biasanya, ujar Zurmen, nomor bis atau biskey acap berubah. Di grup-grup Facebook para tracker itulah mereka saling berbagi informasi mengenai ilmu tracking parabola.

"Kesulitan pasti ada. Terutama kalau lagi hujan. Repot nyetel parabola dalam kondisi hujan. Selain itu risiko petir kalau lagi hujan. Kalau cuaca normal gampang," ujarnya.

Ia katakan, payung parabola tidak selamanya diposisikan dalam posisi ketika melakukan tracking. Karena pada posisi itu seluruh siaran tv nasional hilang total.

Memudahkan untuk kembali ke posisi awal, ia memberi tanda. "Tandai pakai spidol saja. Jadi gampang mengembalikan ke posisi awal. Habis nonton bola, siaran normal lagi," ujar Zurmen lagi.

Awalnya, ujar Zurmen, ia biasa menonton pertandingan sepakbola dengan mengikuti program beberapa provider resmi. Namun akhirnya ia bosan mengikuti berbagai produk yang selalu berganti-ganti.

"Piala Dunia lain receivernya, Piala Eropa lain lagi. Belum lagi Copa America. Liga-liga reguler juga banyak yang dak dapat. Kalau pakai nomor bis hampir semua bisa dapat," tutupnya.

Di Kerinci, praktik serupa juga jamak dilakukan. Seorang pengguna jasa tracker parabola, Sairi mengatakan baru ia memasang parabola di rumahnya untuk menonton sepakbola.

Ia menyebutkan modal yang harus dikeluarkan untuk membeli peralatan dan kebutuhan lainnya mulai dari Rp 300 ribu sampai Rp 750 ribu. "Paling mahal 750 ribu lah, itu sudah dapat semua tv yang menyiarkan siaran langsung sepakbola atau olahraga lainnya," ungkapnya.

Seorang teknisi tracking parabola, Riko mengatakan sudah cukup banyak warga yang melakukan hal ini. "Kadang saya sendiri yang memasang, kadang sama kawan yang sudah lama kerja begini," bebernya.

Riko sendiri sudah menyiapkan mesin khusus untuk mendapatkan siaran bola. Ia mengatakan harganya berkisar Rp 300 ribu. Nanti mesin tersebut akan menggantikan mesin yang lama dipakai pelanggan.

"Kalau upah yang masang tergantung pelanggan lagi mau ngasih berapa. Yang jelas harga mesinnya Rp 300 ribu. Biasanya ada yang ngambil dua mesin bisa Rp 750 ribu. Itu siarannya lebih bagus dan lengkap," ungkapnya.

Ada pula cerita Andria yang rela memanjat genteng hingga tengah malam, demi menyaksikan kesebelasan favoritnya bertanding. “Saya pernah panjat genteng tengah malam, hanya untuk memutar payung parabola, untuk mencari siaran sepakbola di luar negeri,” kata Andria, pecinta sepak bola di Jambi.



sumber : tribunnews
loading...
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar test